MONETORING EVALUASI POKDARWIS JAWA TIMUR di Kampong Topeng Baran Tlogowaru

Nawakngalam-Tlogowaru. Kamis, 23 November 2022 Kelurahan Tlogowaru Kedatangan Tim Monitoring Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kepemudaan, Olah Raga dan Pariwisata Kota Malang serta Kakang R. Hanindyo Priyo Witjaksono dan Mbakyu Aprilly Natania Tanojo sebagai Duta Wisata 2022 Kota Malang. Maksud dan tujuan tim tersebut adalah untuk melakukan monitoring evaluasi di Kampong Topeng Baran Tlogowaru

Kedatangan Tim tersebut disambut baik oleh Sekretaris Lurah Tlogowaru, Meselan S.H. M.AP dan Kasi PM Herlinda SE. Setelah beramah tamah kegiatan di lanjutkan menuju lokasi destinasi wisata Kampong Topeng yang berada di RW. 07

Keberadaan Kampong Topeng setelah melalui tahapan merintis dan pengembangan tentu perlu adanya suatu pemantauan. Pengelola Kampong Topeng perlu melakukan monitoring dan evaluasi desa wisata, baik secara internal maupun eksternal. Hal ini untuk mengetahui apa saja capaian dan hal apa saja yang belum dapat direalisasikan.

Tujuan monitoring dan evaluasi desa wisata adalah untuk mengetahui kesesuaian rencana program kerja yang dibuat berdasarkan kebutuhan dan karakter suatu desa wisata. Lebih lanjut, kegiatan ini juga untuk mengetahui proses pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan desa wisata sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dengan adanya monitoring dan evaluasi, desa wisata juga dapat mengetahui keberhasilan dalam pencapaian target yang telah ditentukan.

Dalam kegiatan ini perlu juga sasaran monitoring dan evaluasi desa wisata agar tercapainya kesesuaian rencana program kerja serta proses pelaksanaan dan pengembangan desa wisata sehingga tercapai tingkat keberhasilan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi desa wisata tentu diperlukan suatu instrument evaluasi atau penilaian sebagai alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi program pengembangan suatu desa wisata. Dalam instrumen evaluasi desa wisata dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakterisitik desa wisata dan dijabarkan dalam indikator dari setiap penilaian desa wisata.

Lalu apa saja intrumen evaluasi desa wisata yang harus ada? Terdapat karakteristik instrument penilaian dasar yang harus ada ketika akan melakukan monitoring dan evaluasi. Instrumen tersebut perlu memuat tentang atraksi, amenitas, aksesbilitas, sumber daya manusia, mayarakat, industri, serta promosi dan pemasaran.

Pewarta : GitoSuhar

Musyawarah Masyarakat Kelurahan (MMK)

Musyawarah Masyarakat Kelurahan (MMK) adalah pertemuan perwakilan semua komponen masyarakat di kelurahan, bersama dengan petugas kesehatan, untuk membahas hasil Survei Mawas Diri dan merencanakan upaya penanggulangan masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang diperoleh dari hasil survei tersebut.

Dalam Permenkes Nomor 44 tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas disebutkan bahwa SMK dan MMK digunakan sebagai bahan penting dalam penyusunan RUK. MMD dilaksanakan satu tahun sekali. Hasil dari MMK akan dibahas di Musrenbang tingkat kota.

Tujuan MMK adalah sebagai berikut :

  1. Agar masyarakat mengenal masalah kesehatan yang ada di wilayahnya
  2. Agar masyarakat sepakat untuk bersama-sama menanggulangi masalah kesehatan yang ada di wilayahnya
  3. Tersusunnya rencana kerja untuk penanggulangan yang disepakati bersama.

Musyawarah yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun ini digelar di Pendopo Kelurahan Tlogowaru, Senin 21 November 2022, dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Tlogowaru Upita Armida, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Tlogowaru Herlinda, Tim Kesehatan  Puskesmas Arjowinangun yang di ketuai dr. Fanny  , ketua LPMK, Koordinator BKM, Ketua RW dan kader kesehatan kelurahan.

Setelah dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Tlogowaru yang menyampaikan paparan mengenai hasil SMD (Survei Mawas Diri) yang mewakili kader kesehatan Kelurahan. Berikutnya dr.Fanny berganti memberikan paparan mengenai SPM (Standart Pelayanan Minimal) dari Puskesmas Arjowinangun

  1. Fanny juga menekankan pentingnya masyarakat menjaga kesehatan di lingkungan masing-masing, terutama karena saat ini juga masih dalam masa pandemi. Petugas kesehatan juga berusaha selalu siap siaga membantu jika dibutuhkan.

Acara yang diakhiri dengan diskusi dengan membagi peserta menjadi beberapa kelompok ini menghasilkan beberapa kesimpulan mengenai penyikapan terhadap permasalahan kesehatan yang ada di kelurahan dan merumuskan usulan program untuk diusulkan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan tahun 2023.

Pewarta : GitoSuhar

PEMBINAAN GURU NGAJI DAN MODEN PERAWAT JENAZAH KELURAHAN TLOGOWARU

Dalam pengertian kehidupan masyarakat, guru ngaji adalah seseorang yang atas kesadaran tinggi dan panggilan suci bersedia mewakafkan diri menjadi seorang guru Alquran. Pada awalnya, guru ngaji adalah seseorang yang secara spesifik membimbing ”bagaimana membaca Alquran yang benar”. Namun, pada kenyataanya, guru ngaji tidak sekedar itu, tetapi juga membimbing insan yang belajar (santri semua usia) untuk mengerti apa saja mengenai urusan agama Islam, dari mulai cara shalat hingga merawat jenazah.

Dalam perkembangannya, masyarakat juga menjadikan guru ngaji menjadi sosok yang diharapkan mampu memberikan alternatif dan jalan keluar dalam berbagai persoalan masyarakat (problem solver). Pendidikan untuk mencetak anak menjadi ”pembaca Alquran yang mahir serta berakhlak mulia” bertumpu pada pundak guru ngaji.

Pada awal 1990-an, performa guru ngaji berubah menjadi guru ngaji yang memiliki perencanaan yang sangat baik. Ini sebagaimana umumnya manajemen yang sudah kita kenal dan lebih terorganisasi dengan baik meskipun peran dan tanggung jawab guru Alquran tidak berubah seperti dahulu.

Melihat realitas kehidupan ini, sesungguhnya guru ngaji akhirnya adalah agen perubahan bagi masyarakat. Setiap orang yang ingin dirinya atau putra-putrinya mampu membaca Alquran dan berakhlak mulia, maka ”guru ngaji-lah yang akan bertandang” mengerjakan kewajiban tersebut. Tidak jarang orang tua murid yang mengatakan kepada guru ngaji, ”Ustad, mohon dibimbing anak saya ini. Saya ingin dia menjadi anak saleh, jangan seperti saya tidak bisa membaca Alquran”. Jadi, hampir pasti tidak satu pun orang tua kecuali menghendaki agar anak keturunannya menjadi anak yang baik dan larinya kepada guru ngaji.

Peran sentral guru ngaji ini semakin lama semakin diperlukan seiring era dan perkembangan zaman. Dalam suatu penelitian pada 1980 yang dilakukan Departemen Agama RI (sekarang Kemenag) dinyatakan bahwa turun dan naiknya kualitas spiritual dan mengaji Alquran di negeri ini ada di tangan guru ngaji. Kondisi tersebut hingga sekarang masih sama.

Pada era dan zaman apa pun, guru ngaji berperan seperti itu. Kalaupun kemasan dan istilahnya berubah, esensinya tetap sama. Melihat posisi peran yang sedemikian penting, kita tidak bisa diam. Kita harus berbuat bagaimana menyiapkan guru ngaji yang memadai untuk realitas kebutuhan masyarakat  tersebut.

Kelurahan Tlogowaru Mengadakan Pembinaan Guru Ngaji dan Moden Perawat Jenazah di Pendopo Kelurahan

Dihadiri sekitar 56 peserta, acara yang merupakan bagian dari sub kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan tersebut dibuka oleh Sekretaris Lurah Tlogowaru Meselan SH. M.AP

Dalam sambutannya, Sekretaris Lurah  menyampaikan terima kasih kepada seluruh Guru Ngaji dan Sekolah Minggu yang telah mengabdikan dirinya mendidik generasi muda yang haus akan ilmu dengan berbagai pendidikan keagamaan dan moral tak lupa penghargaan setinggi-tingginya kepada Moden Perawat Jenazah

Narasumber pembinaan  adalah H. Isnan Alami, S.Ag Analis Kebijakan Ahli Muda Bagian Kesra dan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah Kota Malang.

Isnan memberikan berbagai motivasi kepada guru-guru ngaji dan sekolah Minggu yang hadir. Menurutnya pendidikan agama menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Malang. Oleh karena itu para guru ngaji dan sekolah Minggu diberikan honorarium atau insentif setiap bulan.

Walaupun nilai insentif yang diberikan oleh Pemerintah Kota Malang tidak sebanding dengan sumbangsih para guru ngaji, namun setidaknya dapat meningkatkan semangat dan kompetensi guru ngaji dan sekolah Minggu.

Disampaikan Isnan, guru ngaji dan sekolah Minggu seharusnya terus meningkatkan kompetensi dan wawasannya agar dalam menyampaikan pendidikan spiritual senantiasa dapat mengikuti perkembangan zaman.

Selain itu sebagai bentuk akuntabilitas atas kinerja guru ngaji dan sekolah Minggu, diharapkan mereka dapat menyampaikan laporan kegiatan mereka secara berkala selama mengabdi.

Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kel. Herlinda menyebutkan bahwa jumlah guru ngaji dan sekolah Minggu di wilayah Kelurahan Tlogowaru yang menerima insentif Tahun 2022 berjumlah 106 orang.

Pewarta : Gitosuhar

PEMBINAAN LINMAS KELURAHAN TLOGOWARU

Nawak Ngalam – Kelurahan Tlogowaru guna menjadikan wilayah yang aman, nyaman dan tentram Lurah Tlogowaru bererta Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum mengadakan Pembinaan Perlindungan Masyarakat ( Linmas ). Linmas sendiri sangat berperan penting didalam menjaga perlindungan masyarakat di wilayah sekitarnya, selain itu banyak warga yang hanya melihat linmas atau sering mereka sebut dengan Hansip yaitu suatu tugas untuk pertahahan sipil saja.

Agar Linmas memiliki kapasitas yang baik di dalam menjalankan tugas menjaga ketentraman wilayah Kelurahan Tlogowaru mengadakan sebuah  Pembinaan Linmas  tanggal 18 November 2022 yang bertujuan memberikan pemahaman dibidang pengamanan dan pertahanan guna menghadapi Pemilihan Walikota maupun Pemilihan calon legislatif kedepannya. Pelatihan dan pembinaan tersebut dilakukan di Pendopo kantor kelurahan Tlogowaru

Pengertian Satuan Perlindungan Masyarakat dapat ditemukan pada Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2009 tentang Penugasan Satuan Perlindungan Masyarakat Dalam Penanganan Ketenteraman, Ketertiban, Dan Keamanan Penyelenggaraan Pemilihan Umum pada pasal 1 butir 1 yaitu : Satuan Perlindungan Masyarakat yang selanjutnya disebut Satuan Linmas adalah warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan.

Kegiatan Pelatiahan tersebut dihadiri oleh Kasi Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan yaitu bapak Rianto dan Bapak Meselan S.H, M.AP yang mewakili Lurah Tlogowaru yang berhalangan hadir, Sebagai Narasumber menghadirkan  Bhabinkamtibmas, AIPTU Bambang Budi S, Babinsa Sertu Fauzan Ali Linmas Kelurahan Tlogowaru Kota Malang dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang..

Dalam sambutan nya Sekretaris kelurahan Tlogowaru menekankan adanya wilayah yang kondusif dan nyaman dalam segala situasi dan kondusi di wilayah masing-masing di kelurahan Tlogowaru.

“Tujuan dari diadakan Pembinaan Linmas ini adalah untuk memberikan ilmu tentang pengamanan dan pertahahanan di wilayah. Misalnya dalam proses pemilu menciptakan kondisi yang aman dan nyaman, meskipun diwilayah kelurahan logowaru merupakan wilayah yang yang aman, nyaman dan kondusif setiap ada pesta demokrasi pemilu. Tetapi guna untuk mengantisipasi kedepannya maka perlunya diadakan pelatihan dan pembinaan Linmas agar sigap dalam masalah lainnya misalnya jika diwilayah ada tindakan kriminal dan dapat tertangani secepatnya” tutur Pak Meselan S.H. M.AP pada sambutan pembinaan Linmas

Pada pembinaan linmas diberikan beberapa materi yang terkait dengan pengamanan, pertahanan, ketertiban, dan aspek-aspek dalam mengatasi masalah tindakan kriminal maupun non kriminal diwilayah masing-masing. Materi sosialisasi undang-undang dan tugas atau peranan Linmas oleh bapak Babinsa Sertu Fauzan Ali  selaku narasumber.

Bhbinkamtibmas, AIPTU Bambang Budi S,  mengatakan “Sebagai seorang Linmas wajib memiliki jiwa dan semangat dalam melindungi wilayahnya agar selalu aman dan nyaman dan membantu bhabinkhamtibmas dan babinsa dalam menciptakan ketentraman dan ketertiban di wilayah, saling bersinergi antara masyrakat sipil dengan POLRI dan TNI. Karena kenyamanan dan ketertiban merupakan kunci utama dalam bermasyarakat agar tidak menimpulkan perselisihan dan konflik satu sama yang lainnya”

Selain sosialisasi mengenai perlindungan dan ketertiban, peserta juga mendapakatkan ilmu pelatihan dasar PBB oleh bapak Babinsa.

“Gerakan PBB merupakan suatu gerakan yang dapat menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab. Selain itu Gerakan PBB menumbuhkan rasa disiplin itu mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi dan rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan. Maka sikap tersebut di perlukan oleh seorang Linmas” tutur Sertu Fauzan Ali  selaku babinsa kelurahan Tlogowaru